 |
| Masyarakat, Babinsa, Anggota Polsek Enok dan Kades Pengalihan Enok tinjau lokasi |
Penutupan tersebut membuat hasil pertanian mereka tidak bisa mereka keluarkan, untuk dijual ke penampung didesa tersebut.
"Penutupan ini kurang lebih sudah 3 bulan, dan hari ini sudah 2 kali dilakukan mediasi ke pihak PT, bersama Kades, Anggota Polsek dan Babinsa, tapi saat kelapangan pihak PT susah untuk ditemui."
"Harapan kami hanyalah untuk dikembalikannya akses parit kebun kami, karna itulah alternatif satu-satunya untuk menjual hasil perkebunan," pinta M. Yanur salah seorang pemilik kebun kepada awak media, selasa (11/4/2023).
Setaunya lahan tersebut baru di beli 3 bulan yang lalu oleh PT. PELITA WIJAYA PRAKARSA. Kira kira 200 hektaran lebih, dan 200 meter yang ketutup paritnya (akses keluar masuk hasil pertanian) mereka.
"Disaat harga pertaniaan yang turun drastis, malah kami kesulitan untuk mengeluarkan hasil pertanian kami itu."
"Dengan hasil pertanian itulah kami makan, kalau ditutup begitu, jadi bagaimana nasib kami. Kami pinta kepada pemangku kebijakan agar memberikan solusi atas nasib kami, " harapnya.
Saat dikonfirmasi melalui whatsapp nya Pimpinan PT. PELITA WIJAYA PRAKARSA
bantah adanya keluhan dan laporan masyarakat, dan sampai saat ini belum ada yang melaporkan ke kita terkait masalah di atas.
"Tadi sudah kita jelaskan juga kepada teman-teman kepolisian terkait permasalahan ini, masyarakat yang mana? tanyanya, kalau M. Yanur itu pengusaha kaya bukan petani biasa pak," terangnya.
"Kalau terkait M. Yanur saya tidak bisa berkomentar, dia kan pengusaha dan malahan 30 hektare lahan yang kita beli dari dia," tambahnya.
Terkait akses yang terhambat diwajarkan olehnya dan dia tidak melarang warga untuk melewati parit tersebut.
"Kami kan baru bangun, ya wajar ada sampah sedikit, kalau warga mau melalui akses tersebut ya silahkan dan bersihkan," Tutupnya. (y)
