Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga minggu ini bertujuan untuk memberikan gambaran serta pemahaman kepada para peserta latihan terkait doktrin, prinsip serta mekanisme pemberian bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana dari Angkatan Bersenjata negara dan stakeholder yang terlibat dalam Latma Crocodile Response 2023.
Dalam sambutannya mewakili Asops Panglima TNI, Wakil Asisten Operasi (Waasops) Panglima TNI Marsma TNI Dr. Budi Achmadi, M.Sc., mengungkapkan bahwa latihan bersama ini juga berfungsi sebagai ajang bertukar informasi, pengetahuan serta pengalaman dalam menjalankan misi operasi bantuan kemanusiaan sehingga akan diperoleh suatu SOP yang ideal, efektif dan tepat sasaran.
Latihan Bersama Crocodile Response tahun 2023 yang menitikberatkan pada pemberian bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana ini selain melibatkan Angkatan Bersenjata Australia dan Marinir Amerika Serikat, juga melibatkan beberapa institusi pemerintahan dan non pemerintahan meliputi BASARNAS, BNPB, dan Kemenlu Australia (Australian Department Foreign Affairs and Trade). Adapun institusi non-pemerintahan yang terlibat seperti Australian Civil Military Center (ACMC), USAID dan US Bureau of Humanitarian Assistance (BHA).
Latihan bersama ini dibagi menjadi tiga fase latihan di antaranya fase akademik, fase Command Post Exercise (CPX) dan fase Field Training Exercise (FTX).
Untuk fase akademik, para peserta menerima materi dari akademisi maupun praktisi ahli di bidang bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana. Sedangkan untuk sesi latihan simulasi penanggulangan bencana (CPX dan FTX) akan dilaksanakan di Darwin, Australia 15 s.d. 27 Mei mendatang.
(Puspen TNI)