Pasalnya, sudah kurang lebih setahun belakangan ini beroperasi dengan aman alias tak pernah tersentuh operasi atau razia penindakan dari Aparat Penegak Hukum (APH) selama ini.
Padahal lokasi PETI atau yang lebih sering disebut Dompeng, itu berada di Sungai Geringging Desa Titian Modang Kopah, berjarak kurang lebih 200 M dari jalan aspal yang merupakan akses utama.
“Sudah hampir setahun beroperasi disitu, jaraknya hanya sekitar 200 meter dari jalan aspal (Kedai Uwit Juna), tapi tak pernah tersentuh penindakan hukum oleh aparat penegak hukum. Padahal, Sungai Geringging Titian Modang ini sudah hancur alias luluhlantak akibat dompeng ini,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya itu kepada awak media, Jum’at (01/09/2023) di Teluk Kuantan.
Dimana kata warga ini, akibat dari aktivitas PETI tersebut saat ini air sungai tidak dapat lagi dikonsumsi oleh warga sekitar, karena sungai sudah tercemar Mercuri atau air raksa.
“Air sungai yang biasanya mengalir dengan lancar, sekarang sungai menjadi tak berbentuk lagi, pasir bercampur lumpur berserakan kemana mana, dan akibat air pasir lumpur dompeng tersebut kebun warga sekitar juga mengalami terendam banjir lumpur dan tanaman menjadi tidak normal alias rusak parah,” bebernya.
Dari informasi yang berhasil dihimpun media ini, ternyata diduga Pelaku atau Pemilik PETI tersebut berinisial AJ alias AS yang sudah menjalankan aktivitas ilegal tersebut kurang lebih 1 tahun dan belum tersentuh APH.
“Kami selaku warga tentu berharap adanya tindakan dari penegak hukum, dimana Sungai Geringging dan lingkungan sekitar sudah rusak, tapi aktivitasnya tetap aman dan itu berjalan sudah lama, hampir setahun,” pintanya. (*/yp)
