Penurunan Stunting di Inhil, Upaya Serentak untuk Masa Depan yang Lebih Baik


RIAUTODAYS, Inhil – Stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, menjadi perhatian serius di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Kondisi ini berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif anak, yang dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan. 

Dalam upaya mengatasi masalah ini, Pemerintah Kabupaten Inhil terus berkomitmen untuk mengurangi prevalensi stunting melalui berbagai intervensi gizi dan kesehatan yang terkoordinasi dengan baik.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir, Rahmi Indrasuri, SKM, M.KL, menyampaikan bahwa hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan penurunan yang signifikan dalam prevalensi stunting di Inhil. Pada tahun 2021, prevalensi stunting di Inhil mencapai 28,4%, namun pada 2023, angka tersebut turun drastis menjadi 18,8%, mencatat penurunan sebesar 9,7%. Penurunan ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat nasional yang hanya tercatat 0,1%, dan Provinsi Riau yang turun 3,4%.

"Penurunan angka stunting ini merupakan hasil dari berbagai intervensi yang telah dilakukan, termasuk kegiatan intervensi serentak yang melibatkan berbagai sektor dari Pemerintah Daerah hingga tingkat desa," ujar Rahmi, Rabu (25/9/2024) saat acara peluncuran program Integrasi Layanan Kesehatan Primer (ILP).

Program ini bertujuan untuk mencegah munculnya kasus stunting baru melalui berbagai kegiatan seperti pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi, dan intervensi bagi ibu hamil, balita, serta calon pengantin.

Perhatian khusus diberikan pada periode 1000 hari pertama kehidupan, yang merupakan masa krusial bagi pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. 

Dinas Kesehatan Inhil pun gencar melakukan pemantauan terhadap kondisi gizi ibu hamil, pemberian asupan gizi tambahan, serta pemenuhan kebutuhan gizi untuk bayi dan balita. 

Puskesmas dan Posyandu menjadi garda terdepan dalam memberikan layanan promotif, preventif, dan kuratif yang membantu mendeteksi dini masalah gizi.

Berdasarkan data yang diperoleh, ada 527 balita stunting di Kabupaten Indragiri Hilir dengan konsentrasi tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Pelangiran (63 balita), Tembilahan Kota (52 balita), dan Sungai Guntung (50 balita). 

Meskipun demikian, pencapaian program penanggulangan stunting menunjukkan kemajuan positif. Cakupan pemantauan gizi balita mencapai 97%, sementara imunisasi dasar lengkap baru mencapai 19%, dengan target pencapaian yang terus digenjot.

Dalam rangka mencapai target penurunan stunting yang lebih optimal, Pemerintah Kabupaten Inhil juga melibatkan berbagai pihak, termasuk Tim Penggerak PKK, Kader Posyandu, dan Tim Pendamping Keluarga (TPK). 

Mereka bekerja sama dalam menjalankan program intervensi spesifik seperti pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk ibu hamil dan remaja putri, serta pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI untuk balita.

"Melalui koordinasi lintas sektor dan kegiatan intervensi yang terintegrasi, kita berharap dapat menurunkan angka stunting secara signifikan dan memastikan generasi masa depan yang lebih sehat dan cerdas," tambah Rahmi.

Dengan komitmen dan kerjasama semua pihak, diharapkan Kabupaten Indragiri Hilir dapat mewujudkan masyarakat yang sehat dan berdaya saing di masa depan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Kodim 0314/Inhil

Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir

Juli

September

Formulir Kontak