Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, dengan Sekretaris Dinkes Inhil, Hj. Indrawati, yang mewakili Kepala Dinkes Kabupaten Inhil, Rahmi Indrasuri.
Hj. Indrawati menjelaskan, untuk menunjang pelayanan kesehatan ibu dan anak yang optimal, dibutuhkan media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang tepat serta catatan medis yang efektif dan efisien.
"Peningkatan kesehatan ibu dan anak difokuskan pada penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan angka kematian neonatal. Ini adalah prioritas utama, dan untuk itu, diperlukan strategi yang tepat guna dalam pencapaian target tersebut," ujarnya.
Adapun target yang ditetapkan adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 183 per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi menjadi 16 per 1.000 kelahiran hidup, dan menurunkan angka kematian neonatal secara signifikan.
Untuk mencapai hal tersebut, perlu adanya upaya kesehatan yang terintegrasi, termasuk imunisasi, pemberian vitamin A pada bayi, balita, dan ibu nifas.
Lebih lanjut, Hj. Indrawati menyampaikan, bahwa Kementerian Kesehatan telah menetapkan Buku KIA sebagai alat pencatatan resmi pelayanan kesehatan ibu dan anak, yang dimulai sejak ibu hamil, saat melahirkan, hingga masa nifas dan perkembangan bayi hingga usia lima tahun.
Buku ini mencakup informasi penting terkait imunisasi, gizi, tumbuh kembang anak, serta program Keluarga Berencana (KB).
“Pemanfaatan Buku KIA yang optimal memerlukan peran serta semua pihak. Jejaring layanan kesehatan harus bekerja sama untuk memastikan bahwa buku ini digunakan dengan efektif dalam pemberian KIE dan pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak,” tambahnya.
Diharapkan, melalui sosialisasi ini, masyarakat dan tenaga kesehatan dapat lebih memahami pentingnya pemantauan kesehatan ibu dan anak secara berkala dan terstruktur demi mewujudkan generasi yang sehat dan berkualitas di Kabupaten Inhil.
