(Oleh ; H Andi Muhammad Ramadhani, Pemerhati sosial Politik, KAHMI Inhil)
Setelah melalui tahapan kampanye, debat, dan pencoblosan, akhirnya rakyat menentukan pilihannya di bilik suara.
Namun, setelah semua proses ini usai, tugas kita sebagai masyarakat tidak berhenti di bilik suara. Justru, saat inilah kita harus menunjukkan kedewasaan berdemokrasi dengan menghormati pilihan masyarakat.
Dalam setiap kontestasi politik, selalu ada pihak yang menang dan kalah. Namun, kemenangan sesungguhnya dalam demokrasi bukan hanya soal siapa yang meraih suara terbanyak, tetapi bagaimana seluruh masyarakat dapat menjaga harmoni sosial pasca pilkada.
Pilkada hanya sementara, kemajuan Inhil untuk kita semua masyarakat |
Perpecahan yang mungkin muncul akibat perbedaan pandangan politik harus segera dihentikan. Kita harus menyadari bahwa setelah Pilkada usai, semua kandidat adalah bagian dari masyarakat yang sama.
Menghormati pilihan rakyat berarti menerima hasil Pilkada dengan lapang dada, baik bagi yang menang maupun yang kalah. Bagi pemenang, ini adalah waktu untuk merangkul semua pihak, termasuk mereka yang tidak memilihnya, dan memimpin dengan visi inklusif. Kepemimpinan yang baik adalah yang mampu menyatukan, bukan memperlebar jurang perbedaan.
Terlebih hari ini kita sudah di suguhkan pelajaran yg sangat penting dan berharga dari para kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati yg menang maupun yg kalah berdasarkan hasil Pleno KPU Kab Inhil.
Calon Bupati No urut 4 H Herman & Hj Yuliantini yg memperoleh suara terbanyak sebesar 160,286 pemilih, di susul pasangan Fermadani ( H Feriyandi- H Dani Nursalam), dgn perolehan 76,415 pemilih telah memberikan contoh yg sangat baik bagi masyarakat dan kita semua.
Bahwa dengan berjiwa besar dan legowo pasangan "Fermadani" menyatakan kemenangan untuk pasangan no urut 4, begitupun sebaliknya, Calon Bupati H Herman yang memperoleh suara terbanyak dengan lapang dada menyampaikan bahwa kemenangan ini adalah kemenangan masyarakat, dan mengajak seluruh komponen saling bahu membahu bekerja sama untuk membangun kabupaten Indragiri Hilir.
Di sisi lain, bagi yang kalah, menerima kekalahan adalah wujud komitmen pada demokrasi. Menyuarakan kritik secara konstruktif tetap penting, tetapi harus dilakukan dalam kerangka yang menghormati hukum dan mengutamakan kepentingan masyarakat. Upaya membangun oposisi yang sehat dapat menjadi pilar penting dalam pengawasan dan keseimbangan kekuasaan.
Peran masyarakat juga tak kalah penting. Jangan sampai perbedaan pilihan politik menciptakan konflik berkepanjangan. Kita harus kembali pada tujuan bersama: membangun daerah dan negara yang lebih baik. Hilangkan sentimen negatif dan hindari narasi-narasi yang memecah belah.
Pilkada adalah wujud nyata dari kekuatan rakyat dalam menentukan arah pembangunan. Namun, demokrasi tidak akan berjalan baik tanpa sikap saling menghormati.
Ketika Pilkada usai, mari kita jadikan momen ini untuk memperkuat persatuan, menghormati pilihan rakyat, dan bersama-sama membangun masa depan Kabupaten Indragiri Hilir yang lebih baik lagi.
Insyaallah, Aamiinn...Yra