RIAUTODAYS, Inhil – Desa Karya Tunas Jaya (KTJ) di Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), diterjang banjir besar yang dipicu oleh limpahan air yang diduga berasal dari PT Sumatera Riang Lestari (SRL) serta curah hujan intens beberapa hari terakhir.
Banjir ini sudah berlangsung hampir sebulan, namun dalam dua hari terakhir, kenaikan debit air meningkat signifikan hingga 80 cm, menyebabkan semakin banyak rumah warga terendam.
Pada Senin pagi, Kepala Desa (Kades) Karya Tunas Jaya, Wira Faizza, bersama Kapolsek dan beberapa anggota, kepala dusun, serta tokoh masyarakat setempat turun langsung untuk memantau situasi. Mereka mengecek lokasi-lokasi yang terdampak, terutama area rumah-rumah warga yang terendam.
“Banjir ini sudah berlangsung lebih dari sebulan, namun dalam dua hari terakhir debit air meningkat sangat pesat. Sekitar 40 rumah warga terendam. Beberapa dari mereka memilih untuk mengungsi ke rumah keluarga terdekat atau ke balai desa untuk menghindari genangan air yang semakin tinggi,” ujar Kades Wira Faizza.
Tiga dusun di Desa Karya Tunas Jaya dilaporkan terparah terdampak. Dua dusun hanya mengalami genangan di halaman rumah, sementara Tiga dusun tersebut hampir seluruhnya terendam, dengan banyak rumah yang terisi air hingga masuk ke dalam.
Menurut warga setempat, banjir kali ini adalah yang terparah dalam 16 tahun terakhir, dan mereka sangat berharap agar pihak PT SRL segera mengambil langkah untuk menormalisasi dua sungai utama di wilayah mereka, yakni Sungai Colektor dan Sungai Alam yang berada di ujung Sungai Mumpa.
Warga meyakini bahwa jika kedua sungai tersebut dinormalisasi, air yang meluap meskipun dengan debit tinggi, akan cepat surut.
"Jika sungai dibersihkan dan dinormalisasi, kami yakin banjir bisa segera teratasi. Meski curah hujan tinggi, jika sungai lancar, air bisa mengalir dengan baik tanpa menggenangi rumah-rumah kami," kata seorang warga yang terdampak banjir.
Warga berharap agar pemerintah dan pihak PT SRL yang beroperasi dan berusaha diwilayah mereka, segera merespons keluhan ini agar desa mereka tidak terus-menerus dilanda banjir.
"Normalisasi sungai diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang agar kejadian serupa tidak terulang kembali," pungkasnya.