Lumpur, Harapan, dan Seragam Loreng: Semangat Swasembada dari Tempuling


RIAUTODAYS, TEMPULING - Matahari belum tinggi ketika sepatu lars dan kaki-kaki telanjang mulai menginjak sawah yang lembap. Suara tawa petani bercampur dengan aba-aba dari seragam loreng. 

Di tengah hamparan hijau yang mulai menguning, sebuah semangat tumbuh yaitu bukan hanya bibit padi, tetapi harapan untuk masa depan pangan Kabupaten Indragiri Hilir.

Pagi itu, Kamis (24/4/2025), sawah di Kelurahan Pangkalan Tujuh, Kecamatan Tempuling, bukan sekadar lahan pertanian. Ia menjadi panggung kolaborasi antara aparat, petani, dan pemangku kebijakan. 

Dalam kegiatan penanaman padi serentak, terlihat bagaimana lumpur menjadi ruang temu antara tangan petani dan tangan kekuatan negara.


Letkol Inf Fikky Nur Kuncoro Jati, S.H., M.Han., Komandan Kodim 0314/Inhil, tampak tak canggung berjalan di antara petani. Ia bukan hanya hadir, tapi turut menanam. 

“Kalau hanya memantau dari atas kertas, kita tidak bisa paham jerih payah mereka,” ucapnya pelan sambil menancapkan bibit padi ke tanah.

Di sisi lain, Wakil Bupati Inhil, Yuliantini, berbincang dengan kelompok tani. Tak ada jarak protokol di antara mereka, hanya semangat bersama untuk menjaga dapur masyarakat tetap ngebul. 

“Kalau kita tidak tanam hari ini, kita akan lapar besok,” katanya lugas, penuh keyakinan.


Di balik acara ini, ada kisah nyata para petani. Salah satu petani mengaku baru pertama kali merasakan dukungan penuh seperti ini. 

“Biasanya kami kerja sendiri. Tapi sekarang, TNI datang, pemerintah turun. Rasanya beda, Pak,” ujarnya sambil mengusap peluh.

Petani sepertinya hidup di antara musim dan ketidakpastian. Tapi hari itu, dia merasa ada kepastian baru bahwa pertanian tak lagi dipandang sebelah mata.

Swasembada bukan kata yang mudah. Ia lahir dari kerja keras, dari tanah yang terus diolah, dari tangan yang tak kenal lelah. 


Hingga April 2025, Kabupaten Inhil sudah mencatatkan 10.450 hektare lahan padi yang berhasil ditanami. Jagung menyusul dengan 39,1 hektare, angka yang kecil, tapi menjadi awal dari perjuangan panjang.

Kodim 0314/Inhil terus bergerak, mengoptimalkan lahan-lahan tidur. TNI kini tak hanya dikenal menjaga batas wilayah, tapi juga menjaga ketahanan pangan. 

“Kami ingin jadi bagian dari perjuangan ini, bukan hanya penonton,” tegas Dandim.

Ketika seremoni usai, para pejabat kembali ke kantor, namun para petani tetap di sawah. Tapi hari itu berbeda, mereka tidak lagi merasa sendiri. 

Lumpur masih menempel di kaki, tapi di hati mereka, tumbuh semangat yang bersih dan tulus bahwa pangan adalah perjuangan bersama, dan sawah adalah medan juang yang tak kalah penting dari garis depan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Diskominfo PS Inhil

Maret

Diskominfo PS Inhil

Maret

Maret

Formulir Kontak